Makalah Kebudayaan Batak
Disusun Untuk Mememnuhi Tugas Mata
Kuliah Teknik Komunikasi TKP050
Oleh:
Mellva Chresfita
21040111060016
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FA KULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Sumatra Utara memiliki
kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni
tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku,
seperti Melayu, Nias, Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah,
Tapanuli Selatan (meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing);
serta penduduk pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya
serta adat-istiadatnya sendiri-sendiri.
Daerah ini memiliki potensi yang
cukup baik dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya, maupun
sejarah.Sumatera Utara adalah daerah yang pantas untuk diperhitungkan sebagai
tujuan wisata, mulai dari wisata alam yang memiliki panorama yang indah, wisata
kuliner sampai dengan wisata sejarah yang memiliki berbagai situs yang tersebar
diwilayah Sumatera Utara. Di Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya
atau etnis yang beragam antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo,
Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis Sibolga
Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya
masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan
pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini
sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara. Walaupun begitu
banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam
bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk
kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera
Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini
tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
1.2.Rumusan Masalah
Pada
makalah ini, kami membahasnya hanya dalam ruang lingkup atau rumusan masalah
mengenai :
1.apa kekayaan budaya yang miliki
sumatra utara?
2.Apa bahasa di sumatra utara?
3.Bagaimana seni dan budaya?
4.Apa tariannya?
5.Kerajinan apa yang ada di sumatra
utara?
6.Makanan khas apa di sumatra utara?
1.3.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Kekayaan budaya yang dimiliki Sumatra utara, Bahasa, Seni dan budaya, Tarian, Kerajinan dan Makanan khas
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Kekayaan budaya yang dimiliki Sumatra utara, Bahasa, Seni dan budaya, Tarian, Kerajinan dan Makanan khas
1.4.Metode Pembahasan
Penelitian
kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan
data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada
hubungannya dengan rnasalah-masalah yang diteliti.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis
Batak
Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu),
legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner. Batak
Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah,
penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan
juga memiliki adat budaya yang masih tradisional. Etnis Melayu yang terkenal
dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan
peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Batak Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari
daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga
sudah dapat menembus pasar global. Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan
peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya
juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat musik yang khusus.
Sumatera Utara merupakan provinsi
multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini.
Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial
Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di
perkebunan.
Pendatang tersebut kebanyakan
berasal dari etnis Jawa dan Tionghoa. Pusat penyebaran suku-suku di Sumatra
Utara, sebagai berikut :
1.Suku Melayu Deli : Pesisir
Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat
2.Suku Batak Karo : Kabupaten
Karo
3.Suku Batak Toba : Tapanuli
Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir
4.Suku Batak Pesisir :
Tapanuli Tengah, Kota Sibolga
5.Suku Batak
Mandailing/Angkola : Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan
Mandailing Natal
6.Suku Batak Simalungun :
Kabupaten Simalungun
7.Suku Batak Pakpak : Kabupaten
Dairi dan Pakpak Barat
8.Suku Nias : Pulau Nias
9.Suku Minangkabau : Kota
Medan, Pesisir barat
10.Suku Aceh : Kota Medan
11.Suku Jawa : Pesisir Timur
& Barat
12.Suku Tionghoa : Perkotaan
pesisir Timur & Barat.
2.2 Bahasa
Pada
dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku
Melayu Deli mayoritas menuturkan bahasa Indonesia karena kedekatan bahasa
Melayu dengan bahasa Indonesia. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai,
Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu
Dialek "O" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan
ragam. Di kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu Dialek
"E" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Masih banyak keturunan
Jawa Kontrak (Jadel - Jawa Deli) yang menuturkan bahasa Jawa.
Di
kawasan perkotaan, suku Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa
Indonesia. Di pegunungan, suku Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas
4 logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan
Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang Pesisir Pantai Barat Sumut, seperti
Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah serta Aceh Singkil dan Natal Madina
menggunakan Bahasa
2.3 Seni dan budaya
2.3.1 Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung
tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan
dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik
yang dinamakan Sikambang.
2.3.2 Arsitektur
Dalam bidang seni rupa yang menonjol
adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan
seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam
berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok
adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas
lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.
Rumah adat suku bangsa Batak bernama
Ruma Batak. Berdiri kokoh dan megah dan masih banyak ditemui di Samosir. Rumah
adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat
lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang
lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan
"tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo
memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya
memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Bentuk rumah adat di daerah
Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri
dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon,balai bolon,jemur,pantangan balai
butuh dan lesung.
Bangunan khas Mandailing yang
menonjol adalah yang disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras)
dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
Rumah adat Pesisir Sibolga kelihatan
lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Rumah adat
ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga
2.4 Tarian
Perbendaharaan
seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa
tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di
samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya
ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari
tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut
Tunggal Panaluan
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan
muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat
acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan
juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut,
sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor
nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan
penuh kekhusukan. Selain tarian Batak terdapat pula tarian Melayu seperti
Serampang XII.
2.5 Kerajinan
Selain
arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak.
Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat
Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan
rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna
ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu.
Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Pada
suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles
adalah hitam kecokelatan atau putih.
Pada suku Karo ada tenunan yang
dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis adalah biru tua dan kemerahan.
Pada suku Pesisir ada tenunan yang
dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya warna dasar kerajinan ini adalah
Merah Tua atau Kuning Emas.
2.6 Makanan khas
Makanan Khas di Sumatera Utara
sangat bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan Babi panggang
sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan
rumah.Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas
dengan bumbu yang sangat pedas.
Di tanah Batak sendiri adalah dengke
naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita
rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan dan pedas juga
panas. PASITUAK NATONGGI atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang
sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya Tuak atau nira dengan
kehidupan mereka.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daerah Sumatra Utara memiliki
kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni
tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku,
seperti Melayu, Nias, Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah,
Tapanuli Selatan (meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing);
serta penduduk pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya
serta adat-istiadatnya sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi yang cukup
baik dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah
Semua etnis memiliki nilai budaya
masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan
pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini
sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara. Walaupun begitu
banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam
bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk
kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera
Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini
tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
3.2 Saran
Dilihat dari suku yang ada disumatra
saja sudah menunjukkan betapa majemuk nya bangsa Indonesia. Tetapi tidak
seharusnya kemajemukan atau perbedaan yang ada menjadi halangan untuk
mewujudkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia.itu seharusnya menjadi suatu
kebanggaan bagi kita sebagai warga Negara Indonesia, dengan tetap
mempertahankan kebudayaan yang sudah ada menjadi cambuk untuk menumbuhkan rasa
dan semangat nasionalisme.
Sumber: http://budayakaro.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar