Selasa, 26 Juni 2012

Sistem irigasi di PG. Bunga Mayang Lampung

PENGEMBANGAN SISTEM IRIGASI PADA TEBU LAHAN KERING (STUDI KASUS PG. BUNGA MAYANG LAMPUNG)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Elemen Sarana dan Pransarana









OLEH :

MELLVA CHRESFITA GINTING
21040111060016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012

















PENGEMBANGAN SISTEM IRIGASI PADA TEBU LAHAN KERING (STUDI KASUS PG. BUNGA MAYANG LAMPUNG)


A. PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Air merupakanan kebutuhan pokok dalam system pertanian, teutama dalam pertanian , perkebunan dan persawahan. Sistem budidaya tebu di PG Bunga Mayang pada awalnya adalah dirancang sebagai  sistem budidaya tebu lahan kering.  Namun tidak  dapat  disangkal  bahwa  air  merupakan  faktor  terpenting  bagi  pertumbuhan tanaman  Keberhasilan  budidaya  tebu  lahan kering  sangat  ditentukan  oleh  keberhasilan  pengelolaan   lengas  tanah  di  zone perakaran, yang berkait erat dengan keberhasilan kegiatan irigasi.
Tebu di PG Bunga Mayang ditanam dalam satu satuan manajemen lahan yang relatif  sangat  luas dan topografi bergelombang. Sistem pemanfaatan air yang paling sesuai pada lahan seperti itu adalah mengoptimalkan usaha memanen air hujan (rain harvesting) dengan membangun bendungan pada lebung serta  sistem irigasi dengan
pompa. Sampai saat ini sudah terdapat 359, dengan kapasitas tampung 13.973.500 m3

dan volume efektiv sekitar 8.384.100 m3. Bendungan yang dibangun pada lebung yang dipergunakan untuk mengairi tanaman tebu saat musim kemarau, seluas 5.555
Ha tebu plant cane (PC) dan tebu ratoon 4.600 Ha, dengan kebutuhan air irigasi sekitar  21.165.000  m3,  sehingga  jumlah  bendungan  yang  telah  dibangun  belum mencukupi  untuk  mengairi  seluruh  tanaman  tebu  yang  ada,  yaitu  kekurangannya sekitar 12.780.900 m3.   Selain  itu banyak bendungan yang sudah dibangun namun tidak berfungsi secara optimal sehingga  memerlukan perbaikan atau rehablitasi dan penambahan pembangunan bendung baru.


2.   Tujuan dan manfaat  Penelitian

Penelitian bertujuan untuk:

1.   Menghitung potensi pemanenan air hujan danmenentukan lokasi bendungan pada lebung-lebung yang potensial dal menampung air hujan.
2.   Menentukan dimensi dan volume tampung bendungan serta luas oncorannya

Penelitian bermanfaat untuk:

1.   Menambah jumlah ketersediaan   air irigasi yang diperlukan untuk mengairi tanaman tebu pada waktu musim kemarau
2.   Memperbaiki iklim mikro

3.   Membuka akses transportasi

4.   Memudahkan pengawasan dan pemeliharaan kebun

5.   Meningkatkan produktivitas tebu





3.   Data yang Diperlukan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:

a.   Peta topografi 1: 5.000, 1 : 20.000 dan 1 : 50.000 b.   Peta situasi kebun skala 1:20.000
c.   Data klimatologi dan hidrologi harian dan bulanan minimal 5 (lima) tahun

d.   Data  sifat  fisik  tanah dan jadwal tanam,    jadwal irigasi serta jam operasi pompa

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

a.   Jaringan Sungai dan Anak Sungai (Lebung) di PG Bunga Mayang

P.G.  Bunga  Mayang  terletak  di  kabupaten  Lampung  Utara,  kecamatan Tulangbawang Udik . Di areal  P.G. Bunga Mayang terdapat satu sungai utama yaitu sungai  Sungkai serta dua anak sungai yaitu Tulung Mas dan Melungun. Di dalam areal kebun terdapat  beberapa anak sungai atau lebung yang bermuara ke arah tiga sungai tersebut.

b.  Kemiringan Anak Sungai

Kemiringan anak sungai di P.G. Bunga Mayang rata-rata  sekitar 1%, artinya apabila pada jalur sungai tersebut dibangun bendungan dengan ketinggian genangan 6 m, maka lidah genangan lebih kurang 600 m. Sehingga untuk pemerataan distribusi penyediaan  air  dalam  satu   alur  sungai  memungkinkan  untuk  dibuat  beberapa bendungan.


c.   Potensi Pemanenan Air Jaringan Lebung di P.G. Bunga Mayang

Kemampuan  pemanenan  air  ditentukan  oleh  luas daerah tangkapan (DAS) anak sungai, topografi, tata guna lahan, jenis tanah, serta sifat hujannya. Perhitungan probabilitas         curah  hujan 80% dihitung menggunakan Persamaan 2.1. Perhitungan potensi  pemanenan  air  di  jelaskan  dengan  Persamaan  2.2.  Dari  Tabel  3.2.  dapat dilihat  bahwa  potensi  air  hujan  yang  dapat  dipanen  oleh  lebung  di  P.G.  Bunga
Mayang   adalah lebih kurang 42 juta m3, sementara kebutuhan air untuk pengairan

tebu pada musim kemarau kurang lebih 21,165 juta m3, sehingga secara potensial air lebung yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tebu.

d.  Hasil Perhitungan Potensi volume tampung bedungan rencana

Hasil pengukuran potensi tiap-tiap bendungan didasarkan pada pengukuran profil calon  tubuh bendungan, tinggi dan panjang bendungan rencana. Berdasarkan peta  topografi  skala  1   :   5000,  volume  tampung  bendungan  dihitung  dengan Persamaan 2.4.,   sedangkan luas  genangan diukur dengan planimeter. Dengan peta topografi  1  :  20.000,  luas  DAS  calon  bendungan  diukur  dengan  menggunakan planimeter.   Potensi   pemanenan   air   oleh   calon   bendungan   tersebut   dihitung menggunakan Persamaan 2.2. Hasil perhitungan potensi bendungan dapat dilihat pada Tabel 3.3. Dari hasil pengukuran di lapangan diperoleh 30 benungan terdiri  atas 4 buah peninggian tubuh bendungan, 2 buah pembangunan kembali bendungan yang jebol  dan  24  buah  pembuatan  bendungan  baru. Dari pengukuran 30 bendungan tersebut, diperkirakan             dapat menampung 9.680.095         m3
E. analisis kebutuhan air irigsi.

Analisis neraca air dan kebutuhan air irigasi di PG Bungamayang dihitung atas dasar ketersediaan air hujan bulanan dengan probabilitas 80% dan cadangan lengas pada tebl solum sedalam 1m, serta nilai evapotranspirasi tanaman tebu sesuai dengan umur tanaman tebu ( seseuai  bulan tanam ). Hasil analisa neraca air untuk tebu plant cane (PC) tanam pada bulan Mei seperti tercantum pada Tabel 3.4. berikut :


Tabel 3.4.  Hasil analisis neraca air tebu Plant Cane tanam bulan Mei


Bulan

Eto (mm)

Kc
Etc tebu
R tot
R eff
Re-Etc

(mm)

(mm)


(mm)


(mm)

Mei
133
0,55
73
192
129
56
Juni
135
0,80
108
69
31
-77
Juli
136
0,95
130
116
68
-62
Agustus
143
1,0
143
69
32
-111
September
144
1,05
151
60
26
-125
Oktober
149
1,05
156
55
23
-133
Nopember
129
1,05
136
167
109
-27
Desember
118
1,05
124
305
219
95
Januari
115
1,05
120
349
254
133
Februari
114
1,05
120
258
182
62
Maret
118
0,8
94
410
313
209
April
129
0,6
77
207
140
63













Catatan :  Defisit air pada tebu tanam bulan MEI selama 1 musim 466mm.
Kebutuhan air irigasi tebu selama semusim ( I r ) dihitung dengan rumus : Ir  =  ( Etc- Re) - cadangan lengas (d)
Cadangan lengas (d) dihitung dengan persamaan 2.7, dengan nilai KL 20%,  TL 8% , nilai BV 1,4 dan ketebalan solum 1m  , maka nilai d = 168 mm
Irigasi yang dibutuhkan per musim (Ir) untuk tebu tanam bulan Mei adalah:

Ir  = 466 mm – 168 mm   = 298 mm  atau dibulatkan menjadi 300 mm/musim

Kebutuhan irigasi ini diberikan 2 x  masing-masing sebesar 150 mm

Sedang untuk tanaman ratoon kebutuhan irigasinya diasumsikan 50 % dari kebutuhan tebu plant cane (PC) yaitu sebesar 150 mm dan tebu ratoon dan tebu ratoon diairi sekali dengan tebal pemberian air 150 mm.
Dari  kapasitas tampung 30 bendungan rencana yaitu sebesar 9.680.095 m3   , apabila

efektifitas air bendungan  60% dan kebutuhan irigasi 300 mm/ musim, maka luas tebu yang dapat diairi oleh 30 bendung rencana dihitung persamaan 2.8 , seluas 1.936 tebu plant cane (PC)


D. KESIMPULAN

1.   Areal PG Bunga Mayang Rayon I dan II merupakan bagian dari wilayah DAS Sungkai,  Tulungmas Ddan Melungun. Di areal tersebut terdapat 22 anak sungai atau lebung yang  mengalir ke ketiga sungai tersebut diatas. Kelerengan sunga sekitar 1%.
2.   Potensi pemanenan air oleh lebung sekitar  42 juta meter kubik, dan volume air yang dapat ditampung dari 30 bendungan rencana sekitar 9.680.095 meter kubik, dan dapat mengairi tebu Plantcane (PC) seluas 1.936 Ha.
3.   Berdasarkan  volume  air  yang  dapat  ditampung  di  bendungan  rencana  maka diperlukan 89 buah pompa dengan diameter pipa tekan 100 mm dan tenaga yang dibutuhkan masing masing pompa 70 80 Hp.
4.   Sistem  irigasi  yang  dipakai  adalah,  sistem  irigasi  pipa  tertutup  yang  mudah

dipindahkan dengan penyiraman sistem Curat dan Alur (Furrow Irrigation)




DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1983. Pedoman (manual) Pembuatan Bendungan Pengendai Sedimen. Dep Pek.
Umum, Ditjen Pengairan, Badan Penerbit PU

Doorenbos, J. Dan W.O. Pruitt. 1977. Guidelines for Predicting rop ater Requirements, FAO, No. 24, Rome.

Schwab, G.O, R.T Frovert, T.W. Edmister dan K.K. Barnes, 1981, Soil and Water
Conservatian Engineering, Jhon Willey & Sons, NY

Subramaya, K. 1982. Flowin Open Channels. Tata McGraw Hill Publishing Co. New
Delhi.

Van Te Chow, D.R. Maidment, L.W. Mays 1988. Applied Hidrology. Mc Graw Hill
Book Co. NY

Studi kasus ini diambil pada Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 dalam www.google.com/sistem-irigasi-kebutuhan-air.pdf (diunduh 15 mei 2012)